Tuesday, 24 January 2017

Makna hari raya Imlek dan Cap Go Meh 2017

Makna hari raya Imlek dan Cap Go Meh 2017 - Disini saya akan mencoba untuk membahas apa sih makna dari hari raya Imlek dan Cap Go Meh itu? Lalu, apa sih maksud dari pemberian angpao dalam masyarakat Tionghoa? Kenapa hari raya Imlek dan Cap Go Meh identik dengan warna merah? Untuk itu, disini kita akan membahas berbagai persoalan mengenai hal tersebut.

Hari Raya Imlek

 



Dalam masyarakat Tionghoa, makna dari hari raya Imlek itu adalah pergantian tahun dalam kalender penanggalan Cina. Penanggalan cina dalam kalender cina tidak semata-mata ditetapkan sembarangan. Penetapan kalender cina ini ditetapkan berdasarkan bulan purnama (bulan penuh). Bulan purnama ini dianggap suatu masa yang sangat baik dan beruntung (tidak mengalami kesialan). Hari raya Imlek ini sendiri tiap tahunnya tidaklah sama karena tiap tahun nya memiliki tahun hewan/ binatang-binatang tertentu yang dipercayai oleh masyarakat Tionghoa. Misalnya saja pada tahun 2016 kemaren ialah Tahun Monyet Api, dan di Tahun 2017 ini adalah Tahun Ayam Api.

Biasanya hari raya Imlek jatuh pada hari pertama bulan pertama dalam penanggalan cina dan berakhir dengan perayaan Cap Go Meh pada tanggal kelima belas (pada saat bulan purnama) di bulan pertama. Saat pergantian malam tahun baru Imlek biasanya masyarakat Tionghoa berkumpul bersama keluarga dan saudara-saudara mereka dan makan malam bersama yang disertai dengan kembang api.
Perayaan hari raya Imlek tahun 2017 ini jatuh pada tanggal 28 Januari 2017.

Kata-kata yang sering kita jumpai saat hari Imlek ialah Gong Xi Fa Cai yang berarti "Selamat hari raya Imlek" dalam bahasa mandarin.


Tahun Baru Imlek di Indonesia



Perayaan hari raya Imlek di Indonesia tentu tidak sebebas sekarang. Dulu, hari raya Imlek banyak sekali ditentang oleh masyarakat Indonesia karena Indonesia memiliki masyarakat yang kebanyakan beragama muslim. Mengapa hari raya Imlek bisa dilakukan di Indonesia? Tentu hal ini membutuhkan proses yang panjang.

Pada tahun 1968-1999, Indonesia melarang diadakannya hari raya Imlek dan Cap Go Meh dalam masa pemerintahan presiden Soeharto. Tidak hanya itu, presiden Soeharto juga melarang semua kegiatan atau hal-hal yang berbau Tionghoa. Namun, setelah masa pemerintahan Sorharto kandas, masyarakat Tionghoa kembali mendapatkan kebebasan untuk merayakan tahun baru Imlek pada Tahun 2000 dalam masa pemerintahannya Presiden Abdurrahman Wahid. Lalu Presiden Abdurrahman Wahid menindaklanjuti dengan meresmikan hari Imlek sebagai hari libur fakultatif (hanya berlaku bagi mereka yang merayakannya). Baru pada tahun 2002, Presiden Megawati Soekarnoputri dengan resmi menyatakan hari Imlek sebagai hari libur nasional.

Hari raya Imlek berlangsung selama 15 hari (2 minggu). Sebelum merayakan hari raya Imlek, biasanya masyarakat Tionghoa melakukan kerja bakti di pemakaman / kuburan leluhur mereka. Mengapa? Tentu untuk menghormati leluhur-leluhur mereka yang telah meninggal. Dan satu hari sebelum hari Imlek, mereka juga sembahyang (melakukan penghormatan) kepada leluhur di pemakaman / kuburan cina setempat.


Angpao




Tentu ketika mendengar kata 'Imlek', pasti bayangan yang muncul di hampir sebagian orang adalah angpao. Angpao itu apa sih? Mungkin ada orang yang bertanya angpao itu apa. Angpao itu adalah bingkisan atau hadiah dalam amplop merah yang biasanya berisikan uang sebagai hadiah dalam menyambut tahun baru Imlek.

Selain dalam hari Imlek, angpao juga biasanya diberikan saat hari-hari besar, seperti pernikahan, ulang tahun, peresmian rumah baru, pemberian dalam atraksi barongsai, beramal / berdana pada tempat ibadah, dan lain sebagainya. Angpao melambangkan kegembiraan dan semangat yang akan membawa nasib baik. Warna merah angpao melambangkan keberuntungan dan mengusir energi yang negatif. Oleh karena itu, angpao tidak diberikan sebagai ungkapan berduka cita karena akan dianggap si pemberi gembira atas musibah yang terjadi.

Apakah semua orang dapat memberikan angpao? Tentu saja tidak. Orang yang dapat memberikan angpao adalah pasangan yang sudah menikah saja. Dan orang yang menerima angpao adalah orang yang belum menikah atau anak kecil.

Dalam Islam juga mengenal adanya angpao. Namun, angpao yang mereka gunakan bukanlah berwarna merah melainkan warna hijau. Warna hijau dianggap warna tradisional dalam Islam.


Cap Go Meh




Hari raya Cap Go Meh jatuh pada hari kelima belas dalam bulan pertama (setelah Imlek). Adanya hari raya Cap Go Meh ini menandai dengan berakhirnya hari raya Imlek. Perayaan Cap Go Meh biasanya sangat meriah dibandingkan dengan hari raya Imlek itu sendiri.

Jika di wilayah saya (Tanjung Selor, Kalimantan Utara), masyarakat Tionghoa disini merayakan hari raya Cap Go Meh dengan memasang lampion-lampion merah di hampir seluruh jalan besar. Dan pada bertepatan dengan Cap Go Meh nanti, akan ada festival Cap Go Meh. Festival Cap Go Meh ini seperti festival mobil yang biasanya kalian lihat di televisi. Dimana masyarakat Tionghoa yang memiliki mobil dapat ikut serta dalam festival ini. Mereka akan bersaing dalam menghias mobil mereka sekreatif, seindah, dan seunik mungkin. Tentu mereka harus menghias dengan bertemakan Imlek.

Selain dengan festival Cap Go Meh, perayaan Cap Go Meh juga meliputi adanya atraksi barongsai. Apa sih Barongsai itu? Banyak sekali orang yang menanyakan binatang apa sih barongsai itu. Barongsai adalah tarian tradisional cina dengan menggunakan sarung yang menyerupai singa. Pada masa pemerintahan Soeharto, barongsai juga dilarang untuk dimainkan. Satu-satunya tempat di Indonesia yang dapat menampilkan atraksi barongsai ialah di Semarang, tepatnya di panggung besar kelenteng Sam Poo Kong atau dikenal dengan Kelenteng Gedong Batu.

Saat ini barongsai di Indonesia bebas dapat dimainkan, bahkan ada turnamen kejuaraan khusus untuk barongsai.


Mungkin demikian informasi tentang Makna hari raya Imlek dan Cap Go Meh 2017. Informasi diatas didasarkan pada pengalaman saya pribadi selaku masyarakat Tionghoa :)
Semoga artikel ini bermanfaat bagi anda. Sekian dan Terima kasih.

No comments:

Post a Comment